"Hanya dengan berbagi hidup akan terasa lebih berarti"

“Wahai manusia, janganlah sekali-kali merasa kesepian diatas jalan kebenaran hanya disebabkan sedikitnya orang yang berada disana. Sesungguhnya kebanyakan manusia telah berkumpul menghadapi hidangan yang hanya sebentar saja kenyangnya namun lama sekali laparnya" (Ali Bin Abi Thalib)

Rabu, 24 November 2010

Siaga Bencana (Cuap-cuap Syalala Bum-bum)

“Kami para ahli bukannya ingin menakut-nakuti, tapi memang dari hasil penelitian kami, energy dalam perut bumi ini belum sepenuhnya keluar, masih ada sekitar 2/3 energi dalam perut bumi yang menunggu waktu untuk dikeluarkan. Kami memprediksi kekuatan gempa akibat pelepasan energy ini bisa mencapai 8,9 SR dan berpotensi Tsunami, di daerah Mentawai, Padang serta pesisir barat Sumatera Barat”  Kurang lebih begitulah pernyataan dari salah seorang Tim Ahli LIPI di salah satu stasiun TV Nasional tadi pagi. Ahh… ini ibarat sebuah “Pesan Kematian” buat warga Sumatera barat. Sebenarnya bukan kali ini saja rumor ancaman gempa Megathrust ini beredar di masyarakat Sumatera barat. Beberapa saat setelah gempa 7,9 SR 30 September 2009 lalu, isu ini sudah mulai mencuat ke permukaan. Namun lambat laun mulai reda seiring berjalannya waktu, entah apakah karena warga memang sudah lupa atau pura – pura lupa. Atau mungkin karena semua sibuk menata kembali puing – puing bangunan rumah mereka yang telah rata dengan tanah. Sibuk menata kembali impian dan harapan agar bisa hidup lebih baik lagi pasca gempa besar ini.

Matahari Bercincin Pelangi di Langit Kota Padang 21 Oktober 2010
Belakangan kabar tersebut kembali mencuat. Apalagi setelah beberapa kali terjadi fenomena – fenomena alam yang katanya “aneh” di Wilayah Sumbar ini. Salah satu diantaranya adalah munculnya fenomena Matahari bercincin Pelangi atau lebih dikenal dengan istilah HALO. Dari hasil pemantauan saya (kyahahahaaa...lebay), memang sudah dua kali fenomena HALO tampak di Kota Padang. Pertama pada hari minggu 17 Oktober 2010 dan yang kedua pada hari Kamis 21 Oktober 2010. Namun, apakah benar fenomena itu adalah suatu pertanda akan terjadinya petaka??? Akal sehatku berkata “TIDAK” (ahhh…sumpe loe Ndri?? :-P). Saya memang bukan tipe orang yang mudah percaya dengan mitos – mitos alias primbon tak jelas yang banyak beredar di masyarakat (serius loe Ndri??? :matabelo:). Beberapa kali saya mendengar percakapan ibu – ibu di angkot dan di pasar serta teman – teman di kantor, katanya sudah banyak tetangga mereka yang mengungsi setelah melihat fenomena matahari  bercincin pelangi itu. Kata mereka, dulu sehari setelah musibah G30S sumbar, fenomena ini juga nampak. Ahhh…. Ini sih namanya menakut – nakuti diri sendiri bu :hammer:

Dari hasil sercing dan gugling, akhirnya ada juga penjelasan ilmiah tentang fenomena alam yang satu ini. Cincin pelangi yang mengelilingi matahari sebenarnya merupakan  hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Pada musim hujan, partikel uap air ada yang naik ke atmosfer. Partikel air ini memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya matahari. Sama seperti proses terbentuknya pelangi sesaat setelah hujan. Pada siang hari, saat posisi matahari sedang tegak lurus terhadap bumi, maka cahaya yang dibelokkan lebih kecil. Itu sebabnya yang tampak di mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling matahari. Tuh kan, berfikir yah berfikir, enggak yah enggak, jangan berfikir yang enggak – enggak :P

Kekhawatiran itu akhirnya terjawab sudah. Pada hari senin, 25 Oktober 2010 pukul 21.42 WIB, 78 kilometer Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat terjadi gempa dengan kekuatan 7,2 SR dan gelombang pasang (tsunami) setinggi 3 -7 m. Ironisnya, berita ini baru diketahui belakangan sebab sebelumnya sesaat setelah gempa, BMKG menetapkan status gempa berpotensi tsunami namun segera dicabut karena ternyata bahaya yang dimaksud tidak kunjung terjadi di kota Padang. Yah, ternyata parameternya adalah kota Padang. Gelombang pasang yang sebelumnya diperkirakan terjadi di pesisir pantai barat kota Padang akibat gempa ini, ternyata tidak ada. Makanya status siaga tsunami pun serta merta dimentahkan. Mereka sama sekali tidak memperhitungkan ancaman bagi daerah yang notabene sangat dekat dengan pusat gempa yaitu Mentawai.

Salah Satu Titik Gempa
Dalam alam pikiran bodoh saya, gempa pada radius, kedalaman serta kekuatan sebesar itu sangat riskan tuk terjadi gelombang pasang. Memang untuk kota Padang, kemungkinan bahaya itu sangat kecil, secara kota ini sekalipun berada di pesisir pantai barat Sumatera tetapi tetap “terlindungi” oleh kepulauan yang ada di bagian barat Sumatera. Beda halnya dengan daerah Pagai Utara dan pagai selatan kepulauan Mentawai yang berada pada radius terdekat dengan pusat gempa. Ancaman tsunami-nya otomatis jauh lebih besar dibandingkan Padang.

Dan memang terbukti bahwa wilayah itu memang telah disapu oleh tsunami. Sekalipun memang tidak sedahsyat gelombang yang telah meluluhlantakkan Aceh 2004 silam. Namun tetap saja ada ratusan nyawa yang melayang, ada ratusan warga yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya dan ada ribuan kepala yang harus berteduh di tenda pengungsian. Data terakhir korban meninggal akibat gempa ini sebanyak 112 orang, hilang sebanyak 502 orang dan mengungsi sekitar 4000 orang. Angka ini sepertinya masih akan terus bertambah. Hingga saat ini, rabu, 27 Oktober 2010, pihak BMKG telah mencatat 95 kali gempa susulan, dan diprediksi keadaan ini akan terus berlanjut hingga satu bulan ke depan. Astagfirullah….Allahu akbar…La Haula Wala Quwwata Illa Billah. Lagi – lagi kita harus kembali pada istilah “Serahkan semua pada ahlinya”.
Salah Satu Dampak Gempa dan Tsunami

Seorang teman berkata, ini baru awal kawan. Bersiaplah untuk menghadapi getaran yang lebih dahsyat lagi (wuiihhh….) Kalau memang benar prediksi para ahli itu, artinya kita harus bersiap untuk “bergoyang” lebih “heboh” lagi :hammer:

Di sini saya hanya ingin berkata (pasti kalian juga sangat tau akan hal ini), yang namanya ajal, bisa datang kapan pun di mana pun dan dalam kondisi apapun. Saat waktu itu tiba, tak ada satu pun yang dapat mengelak. Tak satu pun dari kita yang dapat menghindar. Semua telah tertulis rapi dalam buku takdir kita masing – masing. Ikhlaskan semuanya, pasrahkan semuanya kepada Sang Penulis tak perlu menangis. Don’t despair and never loose hope, cause Allah is always by your side. Insya Allah we’ll find the way ^_^

Wallahu’alam Bissawab.




-Riani-


MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Tidak ada komentar:

Posting Komentar