"Hanya dengan berbagi hidup akan terasa lebih berarti"

“Wahai manusia, janganlah sekali-kali merasa kesepian diatas jalan kebenaran hanya disebabkan sedikitnya orang yang berada disana. Sesungguhnya kebanyakan manusia telah berkumpul menghadapi hidangan yang hanya sebentar saja kenyangnya namun lama sekali laparnya" (Ali Bin Abi Thalib)

Sabtu, 19 Maret 2011

Buku Bagiku....

Bagiku, buku itu adalah sahabat yang setia menanti, menanti saat kita datang padanya untuk bertanya dan mencari jawaban atas semua pertanyaan dalam hati. Ia akan ada di sana, tergeletak atau berdiri menatap kita, menunggu saat tangan kita meraih dan membukanya.


Bagiku, buku itu adalah sahabat yang tulus. Ia tak akan protes bila tubuhnya terkoyak karena ketidakhati-hatian kita dalam membuka lembar demi lembar isinya, atau ketidakhati-hatian kita menyimpannya. Ia rela tubuhnya tertekuk saat secara tidak sadar, tubuh kita menindihnya saat tertidur.


Bagiku, buku itu adalah sahabat yang tidak punya rasa cemburu. Ia tak pernah protes saat kita menempatkan buku-buku baru yang lain dalam rak yang menjadi singgasananya. Ia akan senang mendapat kawan baru yang akan membantunya menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang mungkin belum mampu dijawabnya.


Bagiku, buku itu adalah sahabat yang pengertian. Ia tidak akan marah saat kita lupa memberikan "baju" untuknya karena kesibukan-kesibukan kita.


Bagiku, buku itu tak pernah mengeluh. Ia tak pernah mengeluh saat debu-debu menempel di sekujur tubuhnya, atau saat kita tanpa sengaja menumpahkan air minuman yang membuat ia basah kuyup dan jadi kaku saat air itu mulai mengering yang mungkin saja bisa membuat kita semakin tak punya hasrat untuk membacanya kembali.


Bagiku, buku adalah hadiah terbaik yang dapat kuberi untuk orang-orang yang kukasihi. Karena bagiku, buku adalah sesuatu yang sangat berharga untuk diberikan kepada orang-orang yang berharga.


Itulah buku, sahabat terbaik yang begitu memahamiku. Betapa sedih dan kecewanya aku karena belakangan ini ada segelintir orang yang sungguh tidak punya hati menjadikan buku sebagai media teror yang mengganggu ketenangan hidup orang lain.


Padang, 19 Maret 2011





MyFreeCopyright.com Registered & Protected



2 komentar:

  1. wah, very religius, i like it, apalagi backgroundnya serasa hidup jadi bermakan, eh salah bermakna, imagine klo Anda sendiri, atau mgkn dgn teman, family, sdng tidur dihamparan rumput hijau nan lembut, lalu menatap segumpal awan putih, sungguh semua masalah hidup kan sirna sejenak, waktu serasa berhenti berdetak, yap, asal jangan jantung Anda yg berhenti berdetak hehe

    BalasHapus