"Hanya dengan berbagi hidup akan terasa lebih berarti"

“Wahai manusia, janganlah sekali-kali merasa kesepian diatas jalan kebenaran hanya disebabkan sedikitnya orang yang berada disana. Sesungguhnya kebanyakan manusia telah berkumpul menghadapi hidangan yang hanya sebentar saja kenyangnya namun lama sekali laparnya" (Ali Bin Abi Thalib)

Senin, 14 Maret 2011

Surat dari Taipei "KOMITMEN adalah TOTALITAS perjuangan"

….Karena KOMITMEN adalah TOTALITAS sebuah perjuangan…

Aku menuliskan ini di pagi buta, ketika lelap sepertinya menjadi pilihan yang tepat setelah beraktivitas seharian. Menulisnya dengan sebuah harap yang sejak dulu pernah tumbuh, lalu ia menghilang, tumbuh lagi, kemudian hilang lagi, hingga mungkin saja ia sampai bosan melihat tindak tandukku menjalani hidup. Aku dan kamu juga mungkin sama-sama merasakannya. Ketika hati kita sedang baik, maka baik pula amalan kita, sebaliknya jika kita hati sudah mulai kotor dan tercemari buruk pula amalan kita. Begitulah, Iman itu akan naik dengan amalmu, dan akan turun dengan maksiatmu.

Aku menuliskan ini di pagi buta, ketika kutemukan spirit generasi syahadatain yang mengusikku sejak semalam. Menghadirkan jiwa di hamparan-hamparan kisah generasi penuh cahaya di kilauan peradaban. Menemukan oase-oase penyejuk bagi jiwa yang sering sekali mengeluh karena lelah dengan segala tuntutan. Mereka bukan hanya mengusikku, kadang-kadang membuatku tergugu dan tak bisa berkata apa-apa. Membayangkan akhir hidup Utsman bin Affan RA, yang harus meninggal karena fitnah baginya, mendengar seruan Rasulullah saw, Umar dan Abu Bakar ra yang datang menghampiri mimpi beliau untuk berbuka bersamanya di surga adalah getaran-getaran paling menggemparkan yang pernah ku rasa. Sungguh, sebuah kepribadian yang bercahaya takkan pernah lahir dengan hanya duduk dan berdoa. Ia ditempa dengan ujian iman, ia ditempa dengan kerja-kerja yang bukan hanya melelahkan, tapi juga menghabiskan semua energi pikir kita.

Aku menuliskan ini di pagi buta, ketika kudapatkan bahwa generasi-generasi syahadatain adalah generasi terbaik yang pernah ada di dunia. Mereka memutihkan hati mereka dengan aqidah yang shahih, akhlaq yang mulia, dan ibadah yang benar. Sebuah perpaduan yang bukan hanya mampu memberi warna terindah bagi dunia, tapi juga memberi kebahagiaan yang tak terperi bagi jiwa-jiwa yang hangus karena kebodohan mereka. Generasi inilah yang telah menanamkan di dalam diri, bahwa konsekuensi bersyahadat adalah sebuah konsekuensi Tauhid. Ia harus disertai cinta, ia harus di bersamai dengan ridha (rela), hingga kemudian, muara akhir dari al mahabbah dan ridha ini adalah shibghah (celupan) dari Allah. Celupan yang bukan hanya hadir bagi tubuh dan akalnya, lebih dari itu semua, celupan itu hadir dan mengakar kuat ke dalam hati-hati mereka.
“Itulah celupan Allah. Siapakah yang lebih baik celupannya dibanding celupan Allah?” (Al-Baqarah : 138)

Aku menuliskan ini di pagi buta, ketika harus kuakui bahwa masih banyak cela yang harus ditambal. Ingin kusulam ia dengan benang-benang sutra peradaban, ingin kuperbaiki ia dengan cahaya-cahaya iman yang menyala juga mencahayakan. Takkan pernah muda, dan benar-benar kuyakini itu. Sebab, ketika hati di raba, rupa-rupanya ia belum bergetar ketika Allah di sebut, belum tersentuh ketika ayat-ayat-Nya di bacakan, lantas, masihkah layak aku – atau mungkin juga kamu – disebut sebagai orang-orang yang beriman ?
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya…” ( Al-Anfal : 8 )

Aku menuliskan ini di pagi buta. Ketika ingin kubagi resah sebagai awal dari semua ide yang berkecamuk di kepala. Menuliskannya dengan sebuah harap ia bukan hanya menjadi catatan panjang yang mengisi penuh layar komputer kita. Tapi ia merupakan catatan permulaan untuk mengambil hentakan-hentakan dahsyat untuk menaklukkan dunia. Tentu, perjuangan ini bukan hanya di lakukan oleh saya, karena kehadiran Anda, dan semua yang mau berKOMITMEN teguh di jalan-Nya adalah gabungan kokoh untuk meretas kembali kekuatan generasi-generasi syahadatain terdahulu. Maka pejamkanlah mata kita, resapi kehadiran Allah dalam hati kita, kemudian, serukanlah sekuatnya di dalam jiwa kita… BAHWA.. “KOMITMEN adalah TOTALITAS sebuah perjuangan”

Salam ukhuwah, salam rindu, dan salam perjuangan
Taipei, 04 November 2010
- di tulis sehabis Subuh di musim dingin yang mulai menggigit –

Dikutip dari Jendela Dakwatuna


Epilog:
Aku membacanya di pagi buta, saat pertanyaan-pertanyaan tentang hidup kembali berkecamuk di kepala



Tidak ada komentar:

Posting Komentar